Tim Ekspedisi Khatulistiwa menemukan batu mangkok raksasa di
Sambas, Kalimantan Barat. Batu itu bentuknya seperti mangkok, bahtera atau
kapal yang tingginya belasan meter. Batu itu diduga hasil pengendapan ribuan
tahun lalu. Penemuan ini tepatnya berada di Pasir Pelae koordinat 49N
0348439-0227994, di sekitar Tanjung Datu, Desa Temajok, Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Rabu (25/4/2012).
"Panjang kurang lebih 30 meter dan tinggi 15
meter," demikian disampaikan Perwira Penerangan Sub Koordinator Wilayah
1-Sambas Mayor Arh MN Komarudin dalam siaran pers yang diterima Rabu
(25/4/2012).Batu itu ditemukan Tim Ekspedisi pada Selasa, 17 April lalu. Pada
keesokan harinya, Tim Ekspedisi Sub Korwil yang dipimpin Lettu Inf Cosmos dan
Sertu Setya beserta Tim Geologi dan Potensi Bencana dan mahasiswa UGM juga
menemukan pohon-pohon yang hampir punah akibat penebangan liar pada akhir tahun
90-an. "Bekas potongan pohon masih tampak terlihat jelas berada di Bukit
Tanjung Datu dengan diameter pohon rata-rata 75 cm, selain itu banyak juga
pohon yang roboh akibat dari ekosistem yang ada di hutan sebagai contoh
pohon-ponon yang dililit oleh Liana (tanaman rambat, red)," jelas
Komarudin.
Warga Desa Temajok menyambut positif atas penemuan ini.
Mereka berharap dengan penemuan ini, potensi pariwisata alam bisa menggerakkan
denyut kehidupan desa ini. Tim Ekspedisi Khatulistiwa ini dilepas oleh KSAD
Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada Minggu, 1 April 2012 lalu. Tim ini bertujuan
melakukan penelitian di bidang geologi dan bencana, flora fauna, kehutanan, dan
sosial budaya di Pulau Kalimantan. Tim ini terdiri dari 650 personel yang sudah
dilatih di Pusdikpassus, Situ Lembang, Bandung Barat sejak 20 Maret 2012 lalu. Tim
Ekspedisi ini dibagi dalam 3 tim besar, meliputi Tim Penjelajah, Tim Peneliti,
dan Tim Komunikasi Sosial. Tim Peneliti dibagi lagi menjadi empat unit, yakni
Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam,
serta Unit Sosial Budaya.
0 comments:
Post a Comment