Gerattak Nibong, sebuah kata yang berasal dari bahasa Sambas, yaitu Gerattak artinya Jembatan dan Nibong yang berarti Nama pohon.Nibong sendiri merupakan tanaman asli yang berasal dari famili Palma, persis seperti pohon pinang, memiliki ciri khas kulit luar yang sangat keras dan tumbuh liar dihutan-hutan sekitar, karena ketahanannya terhadap cuaca, mudah didapat, murah-meriah dan lain-lain, maka pohon inilah yang dijadikan sebagai pondasi dasar dari jembatan tersebut.
Jembatan ini dibangun di Desa Lubuk Dagang Kecamatan Sambas, dan menghubungkan antara dua dusun, yaitu dusun dagang timur dan dagang barat yang terpisah oleh sungai Teberau, untuk lokasinya sendiri tidak jauh dari Musium Nagri Sambas, atau tepatnya ditengah-tengah kedua dusun tersebut.Untuk lebar sungai itu sendiri diperkirakan sekitar 40 meteran, jadi panjang jembatannya sendiri kurang lebih 45 meter( belum ada perhitungan resminya, karena kerjanya secara manual).
Mungkin para pembaca merasa heran, "koq jembatannya dibuat dari bahan yang begitu sih!!?
memangnya dari bahan beton nggak bisa ya!!"Penyebabnya adalah biaya yang digunakan oleh masyarakat itu sebenarnya tidak ada sumbernya, tidak dari Pemkab maupun dari Pemprov, tetapi dari swadaya masyarakat itu sendiri, baik itu dari sumbangan-sumbangan yang berupa uang, material, jasa, hingga tenaga.
Saya pribadi merasa cukup terkesan dan takjub dengan kemampuan warga desa Lubuk Dagang Timur dan Barat, hanya dengan berbekal Tekad yang kuat, demi masa depan anak cucu mereka, mereka berkeras membuat Jembatan yang boleh dikatakan mustahil untuk dilakukan, karena saya sendiri saja hampir tidak percaya sama sekali mendengarnya, begitu melihatnya secara langsung, luar biasa!!!!Tujuan mereka membuat jembatan ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mempermudah anak-anak mereka menuju sekolah, yaitu SDN 24 Desa Lubuk Dagang, yang berada didusun Dagang Barat, sedangkan keberadaan dusun Dagang Timur berada diseberang sungai.
Untuk mencapai sekolah tersebut, anak-anak mereka biasanya melewati Jembatan Batu yang agak jauh dari desa mereka, selain jauh, juga resikonya tinggi, karena ini merupakan jalan utama, dan ada sebagian yang memanfaatkan perahu untuk menyeberang, ribet kan !!!.
Tujuan kedua mereka adalah untuk mempererat tali silaturahmi antara kedua dusun, yang notabene adalah sanak famili mereka sendiri, karena selama ini mereka merasa "terpisah" dengan adanya jarak yang memisahkan mereka.Untuk konstruksi memang sangat sederhana, cukup mengaplikasikan pengalaman mereka selama dilaut, seperti tehnik mengikat dan lainnya.Tidak ada blueprint gambar rancang bangun dan lain-lain.Material dasar yang digunakan sendiri terdiri dari pohon Nibong untuk pondasi tiang, pohon durian untuk lantai, kayu somah untuk tulang dan yang hebatnya, mereka tidak menggunakan paku, baut, pasak, maupun besi beton, tetapi tali-temali saja, hanya itu!!!Memang konstruksi semacam itu sudah terbukti cukup lama sekali, terutama didaerah pulau-pulau dilaut, mereka membuat Bagan menggunakan metode ini, dan sanggup bertahan terhadap cuaca laut serta kondisi perairan laut yang asin dan resiko serangan biota laut seperti karang dan lain sebagainya.Metode ini kalau dilaut mampu bertahan selama 1 ~ 2 tahun, jika diaplikasikan diperairan sungai, bisa diprediksikan sekitar 3 ~ 4 tahun!!!Semoga!!??
Proses pembangunan dimulai pada tanggal 20 maret 2009, dan selesai kemarin, tanggal 10 mei 2009.Lumayan juga waktu pengerjaannya, cukup memakan waktu, karena sama sekali tidak menggunakan peralatan berat ataupun lainnya, tetapi dilaksanakan secara tradisional dengan bantuan tali-temali.Untuk tenaga kerjanya, mereka melaksanakannya secara bergotong royong, tanpa imbalan sekalipun.Cukup mengesankan dan membuat kita merasa terharu, dikala kehidupan kita semakin keras, terus kondisi pemerintahan yang labil, diperparah keadaan ekonomi dan politik negara kita yang agak goyah, terbukti dengan semangat gotong royong, mereka mampu membangun impian yang mustahil untuk diwujudkan, terutama dengan tidak tersedianya dana pendukung proyek tersebut.
Dari sudut pandang pemerintahan sendiri, ini merupakan sebuah tamparan yang cukup hebat, mengingat dari sedemikian banyaknya proyek pemerintah yang tidak jelas aturan main dengan anggaran yang tidak sedikit, proyek mereka hanya bisa bertahan setahun dua.
Alangkah baiknya jika sedikit atau sepeser anggaran tersebut disisihkan untuk proyek kecil semacam ini, pastinya banya daerah-daerah yang memerlukan bantuan semacam bisa menggapai keinginan mereka.Rencana masyarakat, Jembatan ini akan diresmikan pada tanggal 16 Mei 2009, pada hari sabtu pagi, pukul 08.30 WIB, waktu setempat, semoga saja tidak ada kendala yang berarti, dan pastinya aku sendiri akan hadir diacara peresmian tersebut yang dimeriahkan oleh Band lokal.
memangnya dari bahan beton nggak bisa ya!!"Penyebabnya adalah biaya yang digunakan oleh masyarakat itu sebenarnya tidak ada sumbernya, tidak dari Pemkab maupun dari Pemprov, tetapi dari swadaya masyarakat itu sendiri, baik itu dari sumbangan-sumbangan yang berupa uang, material, jasa, hingga tenaga.
Saya pribadi merasa cukup terkesan dan takjub dengan kemampuan warga desa Lubuk Dagang Timur dan Barat, hanya dengan berbekal Tekad yang kuat, demi masa depan anak cucu mereka, mereka berkeras membuat Jembatan yang boleh dikatakan mustahil untuk dilakukan, karena saya sendiri saja hampir tidak percaya sama sekali mendengarnya, begitu melihatnya secara langsung, luar biasa!!!!Tujuan mereka membuat jembatan ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mempermudah anak-anak mereka menuju sekolah, yaitu SDN 24 Desa Lubuk Dagang, yang berada didusun Dagang Barat, sedangkan keberadaan dusun Dagang Timur berada diseberang sungai.
Untuk mencapai sekolah tersebut, anak-anak mereka biasanya melewati Jembatan Batu yang agak jauh dari desa mereka, selain jauh, juga resikonya tinggi, karena ini merupakan jalan utama, dan ada sebagian yang memanfaatkan perahu untuk menyeberang, ribet kan !!!.
Tujuan kedua mereka adalah untuk mempererat tali silaturahmi antara kedua dusun, yang notabene adalah sanak famili mereka sendiri, karena selama ini mereka merasa "terpisah" dengan adanya jarak yang memisahkan mereka.Untuk konstruksi memang sangat sederhana, cukup mengaplikasikan pengalaman mereka selama dilaut, seperti tehnik mengikat dan lainnya.Tidak ada blueprint gambar rancang bangun dan lain-lain.Material dasar yang digunakan sendiri terdiri dari pohon Nibong untuk pondasi tiang, pohon durian untuk lantai, kayu somah untuk tulang dan yang hebatnya, mereka tidak menggunakan paku, baut, pasak, maupun besi beton, tetapi tali-temali saja, hanya itu!!!Memang konstruksi semacam itu sudah terbukti cukup lama sekali, terutama didaerah pulau-pulau dilaut, mereka membuat Bagan menggunakan metode ini, dan sanggup bertahan terhadap cuaca laut serta kondisi perairan laut yang asin dan resiko serangan biota laut seperti karang dan lain sebagainya.Metode ini kalau dilaut mampu bertahan selama 1 ~ 2 tahun, jika diaplikasikan diperairan sungai, bisa diprediksikan sekitar 3 ~ 4 tahun!!!Semoga!!??
Proses pembangunan dimulai pada tanggal 20 maret 2009, dan selesai kemarin, tanggal 10 mei 2009.Lumayan juga waktu pengerjaannya, cukup memakan waktu, karena sama sekali tidak menggunakan peralatan berat ataupun lainnya, tetapi dilaksanakan secara tradisional dengan bantuan tali-temali.Untuk tenaga kerjanya, mereka melaksanakannya secara bergotong royong, tanpa imbalan sekalipun.Cukup mengesankan dan membuat kita merasa terharu, dikala kehidupan kita semakin keras, terus kondisi pemerintahan yang labil, diperparah keadaan ekonomi dan politik negara kita yang agak goyah, terbukti dengan semangat gotong royong, mereka mampu membangun impian yang mustahil untuk diwujudkan, terutama dengan tidak tersedianya dana pendukung proyek tersebut.
Dari sudut pandang pemerintahan sendiri, ini merupakan sebuah tamparan yang cukup hebat, mengingat dari sedemikian banyaknya proyek pemerintah yang tidak jelas aturan main dengan anggaran yang tidak sedikit, proyek mereka hanya bisa bertahan setahun dua.
Alangkah baiknya jika sedikit atau sepeser anggaran tersebut disisihkan untuk proyek kecil semacam ini, pastinya banya daerah-daerah yang memerlukan bantuan semacam bisa menggapai keinginan mereka.Rencana masyarakat, Jembatan ini akan diresmikan pada tanggal 16 Mei 2009, pada hari sabtu pagi, pukul 08.30 WIB, waktu setempat, semoga saja tidak ada kendala yang berarti, dan pastinya aku sendiri akan hadir diacara peresmian tersebut yang dimeriahkan oleh Band lokal.
0 comments:
Post a Comment