SAMBAS—Hanya dalam kurun waktu 10 menit, Kapal Motor (KM) Rival yang dinakhodai Herman (32) jurusan Batu Belang (Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang)-Sambas yang mangkal di Dermaga Sambas sekitar pukul 11.00 wib Kamis (15/9) tenggelam. Sekitar 64 penumbang pun panik dan menyelamatkan diri ke sungai, meski tak ada korban jiwa, sebagian penumpang mengalami luka-luka hingga tiga penumpang dilarikan ke rumah sakit, dan mengalami kerugian materil puluhan juta rupiah.“Saat ini satu nakhoda dan dua ABK kita mintai keterangan, dan satu petugas dari Dinas Pehubungan, Komunikasi dan Informasi,” ungkap Kapolres Sambas AKBP Pahala HM Panjaitan melalui Kapolsek Sambas, AKP Andi Oddang R kepada Pontianak Post di Mapolsek Sambas.
Belum diketahui pasti penyebab karamnya KM Rival milik Herman ini, namun kepolisian menduga karamnya kapal akibat over kapasitas. “Dari pendataan sementara jumlah penumpang 64 orang, sementara standar muatan penumpang kapal tersebut 35 orang, disini saja sudah over, belum jumlah dan berat barang-barang penumpang yang dibawa,” katanya.Kapolsek Sambas mengatakan pihak yang dimintai keterangan dianggap paling bertanggung jawab atas kejadian tenggelamnya KM Rival. “Dugaan sementara kami baik nakhoda dan ABK lalai, tapi ini masih dalam penyidikan,” jelasnyaDikarenakan hujan masih membasahi Kota Sambas dan sudah malam, penumpang KM Rival yang kebanyakan wanita dan anak-anak ini sementara waktu ditampung di Barak Dalmasa Polres Sambas, esok Jumat (16/9) baru dipulangkan ke rumah masing-masing menggunakan transportasi sungai.
Awalnya, KM Rival mengangkut orang dan barang. Sekitar pukul 11.00 wib, kapal belum berangkat, meskipun penumpang sudah padat, karena masih ada penumpang dan barang yang akan dinaikkan ke kapal, Herman pun memundurkan kapal yang dinakodainya jauh dari kerumunan kapal lainya yang bersandar di dermaga. Tiba-tiba kapal oleh, dan bagian kiri jalan miring. “Galon berisikan air dan ken minyak jatuh ke sungai dari atas kapal karena kapal oleng saat itulah penumpang panik,” jelasnya usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Sambas. Bersama kedua ABKnya Rahadi dan Rahmat, mereka mencoba menjalankan kapal dan membantu penumpang menyelamatkan diri, tak khayal banyak dari penumpang mencebur ke sungai termasuk barang-barang bawaan penumpang. Padahal jarak air sungai dengan bibir badan motor sekitar 30cm. Olengnya kapal membuat air pun masuk ke lambung kapal sehingga mesin pun terendam air, saat itulah nyaris seluruh badan kapal tenggelam, setelah upaya penyematan diri oleh penumpang terjadi, kapal pun hanyut dibawa arus hingga ke tepian rumah warga di seberang dermaga di Tumuk Manggis.
Dampaknya, barang-barang pumpang basah dan sebagian tenggelam, ada kulkas, sounsystem, sembako, dan barang elektronik pun hanyut. Bahkan ia sendiri pun pasrah dan tak tahu mau apa “Sudah jadi sunnatullah, saya ikut takdir saja, kalau Tuhan berkehendak apapun saya terima,” jelasnya. Ketika ditanya apakah pihak pemilik kapal motor akan bersedia bertanggung jawab, Herman hanya menjawab tidak tahu. “Belum tahulah pak, yang jelas saya bukan tipe orang yang suka lari dari tanggung jawab,” katanya. Akibat kejadian tersebut, banyak penumpang mengalami trauma, luka-luka, hingga pasrah, seperti yang dialami Pendi (7), yang mengalimi robek di kepala karena benturan benda tumpul, ia bersama ibunya Siska (26) merasa trauma, bahkan barang dagangannya pun hanyut entah kemana.
“Untung selamat nyawa pak, anak saya luka kepalanya,” jelasnya tanpa henti menangis saat di dermaga. Hal sama juga dialami Emi (31) dan anaknya Vani (3) warga Sedoyan, sang anak sempat tenggelam, untungnya tangan Emi bisa meraih bagian atas kapal sehingga tak tenggelam, sementara sang anak bisa diselematkan. “Jelas trauma pak kejadian ini, cuman barang-barang saya hilang entah kemana, karena panik,” ungkapnya dengan mata berurai air mata.
Belum lagi Maulani (32) asal Desa Sekoyak, meski tak nyebur ke sungai, ia menyematkan diri dengan melompat ke kapal lainya sebelum kapal yang ditumpanginya kandas. “Saya melompat dengan membawa anak saya ke kapal penyeberangan lainya, sementara dagangan saya sejumlah Rp 20 juta, hilang entah kemana,” jelasnya. Begitu juga Ani (24) sehabis belanja pesanan Nurohman, sekitar sepuluh jutaan nilai barangnya raib entah kemana, ada yang hanyut bahkan bercampur dengan barang penumpang lainya. “Barang yang tenggelam ada sembako dan keperluan dapur lainya,” katanya. Ada pula Misnen, yang harus merelakan mesin pemotong kayu (Sinsaw) nya tenggelam. “Mesin sinsaw tenggelam ditambah uang Rp 1,5 juta saya hilang,” jelasnya. Kini para korban meminta pertanggung jawaban pemilik kapal dan memohon adanya bantuan dari pemerintah kabupaten Sambas.
0 comments:
Post a Comment