This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, June 23, 2015

Menu Makanan Sahur Agar tidak Lemas Keesokan Harinya

Cepat merasa lapar sehingga tubuh lemas dan seolah tak bertenaga saat berpuasa? Bisa jadi karena menu sahur Anda tidak tepat. Cara agar tubuh tidak lemas adalah dengan konsumsi makanan bergizi dan yang bisa menunda rasa lapar.

Makanan yang bisa menunda rasa lapar atau membuat rasa kenyang lebih lama, yaitu makanan yang lambat dicerna dalam tubuh. Salah satunya, yaitu dengan konsumsi protein yang cukup saat sahur.

“Kalau mau awet kenyangnya bukan perbanyak nasi, tapi justru memperbanyak protein dan sayur karena dua jenis ini akan membuat proses mekanisme pencernaan berlangsung lebih lambat daripada karbohidrat,” terang dokter Spesialis Gizi Klinik Tirta Prawira Sari saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2015).

Selain protein, pilihlah jenis karbohidrat yang dicerna lebih lambat dalam tubuh, yaitu karbohidrat kompleks yang tinggi serat, seperti roti gandum, nasi merah, kentang dan biji-bijian. Untuk menjadikan kentang sumber karbohidrat misalnya, Tirta menyarankan agar cara memasaknya dengan tidak membuang kulitnya. Setelah kulit dibersihkan, kentang cukup dikukus atau dipanggang.
“Kalau kita buat kentang dalam bentuk perkedel malah dicerna sangat cepat, cepat juga datang laparnya,” kata Tirta.

Agar menu sahur lebih bervariasi dan sehat, Tirta pun memberikan tips, yaitu kombinasi nasi putih dengan biji-bijian. Misalnya, nasi dikukus bersama kacang hijau atau kacang polong. Bisa juga memasak nasi dengan jagung. Nasi tersebut akan lebih lama dicerna oleh tubuh.

Sama halnya dengan anjuran makanan sehari-hari yang sehat, menu sahur pun seharusnya bergizi seimbang. Mengandung karbohidrat, protein, hingga vitamin dan mineral. Akan tetapi, perhatikan porsinya.

“Kita ibaratkan satu piring itu setengahnya isi sayur dan buah-buahan. Bukan nasi yang paling banyak. Nasi seperempat piring kita saja. Seperempat lagi bisa lauk pauk, yaitu protein hewani dan nabati,” imbuh dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini.

Untuk minuman saat sahur, menurut Tirta tidak perlu bermacam-macam. Cukup air putih dan bisa juga ditambah susu. Karena, susu juga termasuk sumber protein. Namun, untuk susu sebaiknya tidak perlu ditambah dengan gula.

Dengan menu sahur yang sehat ini, Anda pun bisa menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa selama menjalankan ibadah puasa. Selamat berpuasa!

Akibat Sahur Hanya Makan Mie Instan

Siapa yang tidak pernah makan mi instan? Di Indonesia, konsumsi masyarakat terhadap mi instan cukup tinggi. Mi instan menjadi pilihan, karena sangat mudah dan cepat untuk disajikan. Padahal, mi instan jelas bukan makanan yang sehat.

"Itu bukan makanan yang lengkap gizi, lho. Itu makanan darurat," ujar dokter Spesialis Gizi Klinik Saptawati Bardosono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2015).

Tak terkecuali di bulan Ramadhan ini, mi instan mungkin dijadikan menu sahur. Bagi mereka yang tidak sempat memasak atau membeli menu sahur yang bergizi, mi instan kerap menjadi penggantinya. Sangat praktis memang menyajikan makanan ini. Semangkuk mi instan juga cukup mengenyangkan. 

Akan tetapi, konsumsi mi instan bisa membuat tubuh tak bertenaga saat berpuasa. Mi instan berbahan dasar tepung ini, sangat mudah dicerna sehingga membuat orang akan cepat lapar kembali. Mi instan pun menggunakan bahan pengawet yang tak baik untuk kesehatan.

"Mi dari tepung pabrikan akan membuat orang cepat lapar dan lemas," jelas Saptawati.
Menurut Saptawati, jika terpaksa harus makan mi instan, tambahkan telur dan sayuran. Telur dan sayuran akan membuat Anda lebih bertenaga saat berpuasa. Hal senada dikatakan dokter Spesialis Gizi Klinik Tirta Prawira Sari. Menurut Tirta, menu sahur sebaiknya bergizi seimbang, sama halnya dengan menu makan sehari-hari.

“Kita ibaratkan satu piring itu setengahnya isi sayur dan buah-buahan. Bukan nasi yang paling banyak. Nasi seperempat piring kita saja. Seperempat lagi bisa lauk pauk, yaitu protein hewani dan nabati,” imbuh Tirta.

Tirta juga menyarankan, saat sahur pilihlah makanan yang mengandung protein, karena lambat dicerna sehingga bisa menunda rasa lapar. Selain itu, bisa juga dengan karbohidrat kompleks yang tinggi serat seperti biji-bijian.

Wednesday, April 1, 2015

KEBUTUHAN RANSUM PADA TERNAK BABI

Pakan Ternak Babi
Babi adalah  ternak  monogastric dan bersifat prolific (banyak anak    tiap kelahiran), pertumbuhannya  cepat  dan  dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin  yang tinggi (Ensminger, 1991). Contoh bahan pakan yang biasa dipakai di Papua dan NTT : daun dan ubi jalar/kayu, daun2 legum, batang dan buah pisang, cacing tanah, katak/kodok,   daun dan buah labu, buah merah, batang talas dan pepaya dimasak dulu, jambu biji, tebu,kangkung, batu kapur, abu tungku, tulang hewan/ikan.

Konsumsi Ransum
Ransum adalah makanan yang disediakan bagi ternak untuk 24 jam (Anggorodi, 1994). Suatu ransum seimbang menyediakan semua zat makanan yang dibutuhkan untuk memberi makan ternak selama 24 jam.
Tabel 1a .  Konsumsi Ransum dan Air Minum Babi Menurut Umur / Periode
Umur
Fase Produksi
Macam Ransum
Konsumsi
(kg/hari/ekor)
Air minum
(l/ekor/hari)
1-4 mg
4-8 mg
8-12 mg
12-16 mg
16-20 mg
20 – di jual
Induk / Bibit
Dara (6 bln)
Jantan (6 bln)
Induk Kering
Bunting
Induk Laktasi
Jantan aktif
Susu Pengganti
Pre Starter
Starter
Grower
Grower
Finisher

Grower
Grower
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
0.02-0.05
0.5-0.75
1.00-1.25
1.5-2.00
2.25-2.75
2.75-3.5

1.5-2.00
1.5-2.00
2.50-3.50
2.00-2.50
3.00-4.50
2.00-2.50
0.25-0.5
0.75-2.0
2.0-3.5
3.5-4.0
4.0-5.0
5.0-7.0

6.0-8.0
6.0-8.0
7.0-9.0
7.0-9.0
15.0-20.0
7.0-9.0
Ket : Konsumsi Tergantung pada : Bentukpakan, Jenis Pakan,  Kandungan Ransum, Kepadatan kandang, Suhu Lingkungan,  Stress dan Manajemen.

Konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh berat badan dan umur ternak.  Hafez dan Dyer (1969) menyatakan bahwa konsumsi ransum akan semakin meningkat dengan meningkatnya berat badan ternak.  Jumlah ransum yang dikonsumsi juga akan bertambah dengan bertambahnya umur ternak.
Temperatur juga dapat  mempengaruhi jumlah konsumsi ransum harian.  Pada temperatur yang tinggi ternak akan mengurangi konsumsi ransum (Devendra dan Fuller,1979).  Tingginya kandungan serat kasar dalam ransum akan  mempengaruhi daya cerna dan konsumsi ransum sekaligus mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan (Tillman et al., 1984).
Efisiensi Penggunaan Makanan
Efisiensi penggunaan makanan merupakan pertambahan berat badan yang dihasilkan setiap satuan ransum yang dikonsumsi.  Efisiensi penggunaan makanan tergantung pada (1) kebutuhan ternak akan energi dan protein untuk pertumbuhan, hidup pokok atau fungsi lain, (2) kemampuan ternak mencerna makanan, (3) jumlah makanan yang hilang melalui proses metabolisme dan (4) tipe makanan yang dikonsumsi (Campbell dan Lasley, 1985).
Devendra dan Fuller (1979) juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan adalah nutrisi, lingkungan, kesehatan ternak dan keseimbangan ransum yang diberikan.
Bogart (1977) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan makanan dapat digunakan sebagai parameter untuk seleksi terhadap ternak yang mempunyai pertambahan berat badan yang baik.
Beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun ransum babi adalah  ketersediaannya dilapangan dalam arti mudah untuk memperolehnya, Kandungan zat-zat makanan mencukupi bagi kebutuhan ternak babi, ekonomis dan efisien dalam mencerna bahan-bahan makanan yang diberikan. Kebutuhan zat makanan babi lepas sapih tergantung pada umur dan bobot badan seperti Tabel 1b (NRC.1998) .
Kandungan protein (asam-asam amino) ransum yang optimal pada ransum babi harus pula memperhatikan kandungan energinya, hal ini disebabkan karena sejumlah energi tertentu dibutuhkan per tiap gram protein dengan demikian protein dapat digunakan efisien untuk pertumbuhan, kebutuhan lisin ternak babi yang sedang tumbuh dengan berat badan 35 – 60 kg adalah 0,61% (Sihombing, 1997). Huges dan Varley, (1980) menyatakan selain kebutuhan asam amino perlu juga diperhitungkan keseimbangan  protein dan energi untuk menjaga pertumbuhan babi yang optimal.
Bila kita lihat dalam tabel 1. terlihat bahwa kebutuhan protein kasasr  bagi babi grower dan pengakhiran adalah 18 sampai dengan 13.5 % dengan energi yang dapat dicerna rata-rata 3400 Kkall.  Karena ternak Babi merupakan ternak monogastrik maka yang harus diperhatikan adalah serat kasar yang rendah (maksimum 5%) terutama pada fase pertumbuhan kecuali pada induk bisa sampai 10% maksimumnya.





Tabel 1b. Kebutuhan zat-zat makanan babi fase grower – finisher. (NRC 1988)
Zat-zat makanan
Satuan
20-30 kg Bobot badan
35-60 kg Bobot badan
60-100 kg Bobot badan
Energi dpt dicerna
Protein kasar
Asam Amino Esl :
Arginin
Fenilalanin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Treonin
Triptophan
Valin

Mineral
Besi
Fosfor
Yodium
Kalium
Kalsium
Khlorin
Magnesium
Mangan
Natrium
Selenium
Tembaga
Zink
Vitamin
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Kkal/kg
%

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%


mg
%
%
%
%
%
%
mg
%
mg
mg
mg

IU
IU
IU
Mg
3.380
16

0.2
0.7
0.18
0.5
0.6
0.7
0.45
0.45
0.12
0.50


60.00
0.5
0.14
0.23
0.6
0.13
0.04
2.0
0.1
0.15
4.0
60.0

1.300
200
11
2
3.390
14.0

0.18
0.61
0.16
0.44
0.52
0.61
0.40
0.39
0.11
0.44


50
0.45
0.14
0.20
0.55
0.13
0.04
2.00
0.1
0.15
3.0
60

1.300
150
11.0
2.0
3.395
13.0

0.16
0.57
0.15
0.41
0.48
0.57
0.30
0.37
0.10
0.41


40
0.4
0.14
0.17
0.5
0.13
0.04
2.0
0.10
0.10
3.0
50.0

1.300
125
11.0
2.0

Metode Penyusunan Ransum Babi
1.         Mula-mula kita mengetahui kandungan zat-zat makanan bahan-bahan  penyusun ransum dalam keadaan kering (Tabel 2) anda dapat memperolehnya dari tabel NRC atau Tabel  Baham Makanan Aggorodi.  Bula tidak ada bahan tersebut dianalisis dahulu di laboratorium kandungannya.
2.         Kemudian buat ransum jumlahnya total 100 dari masing-masing bahan kemudian kalikan dengan kandungannya sehingga diperoleh tabel 3. Contoh jagung  jumlah dalam ransum 10% dikali kandungannya 10,5 maka jagung memberikan  1,05 PK (Protein Kasar), dan seterusnya kemudian jumlahkan protein total semua bahan adalah 14%, begitu juga untuk yang lain. Perhitungan ini dicoba terus sampai sesuai dengan kebutuhan seperti tabel 1b.
Tabel 2. Kandungan beberapa bahan pakan berasal dari limbah pertanian
No
Bahan Makanan
PK
DE
Abu
Kalsium
Phospor
SK
Harga/kg
1
Jagung
10.5
3250
2.15
0.234
0.414
2.5
1100
2
Daun Ubi Jalar
27
500
16.1
1.37
0.46
16.2
100
3
Dedak Padi
12
2980
16.9
0.03
0.12
9
700
4
Ubi Jalar
3.2
3480
2.65
0.28
0.23
3.45
400
5
Daun singkong
24
500
12
1.54
0.457
22
100
6
Tepung tulang
0
0
0
29.58
11.64
0
1000
7
Minyak
8000
8
Singkong
3.3
3400
3.3
0.26
0.16
4.15
400

Tabel 3. Hasil Perhitungan beberapa bahan pakan berasal dari Limbah Pertanian untuk Pakan Babi
Bahan Makanan
Jumlah
PK
DE
Abu
Kalsium
Phospor
SK
Harga/kg
1
Jagung
10
1.05
325
0.215
0.0234
0.041
0.25
11000
2
Daun Ubi Jalar
30
8.1
150
4.83
0.411
0.138
4.86
3000
3
Dedak Padi
30
3.6
894
5.07
0.009
0.036
2.7
21000
4
Ubi Jalar
22
0.7
765.6
0.583
0.0616
0.051
0.76
8800
5
Daun Singkong
2
0.48
10
0.24
0.0308
0.009
0.44
200
6
Tepung Tulang
2
0
0
0
0.5916
0.233
0
2000
7
Minyak
2
0
160
0
0
0
0
0
9
Ubi Kayu
2
0.07
68
0.066
0.0052
0.003
0.08
800
Total
100
14
2373
11.004
1.1326
0.47
9.09
468
Contoh 2. Perhitungan ransum lain dengan menggunakan jagung, pollard, tepung ikan, bungkil kacang kedelai, tepung tulang, dedak padi dan minyak nabati. Komposisi zat makanan dan susunan ransum yang digunakan masing-masing diperlihatkan dibawah ini :
Komposisi Zat Makanan dan Harga*) dari Bahan Makanan yang Digunakan
Bahan Makanan
PK   (%)
EM (kkal/kg)
Lisin (%)
Ca (%)
P (%)
SK (%)
Harga  per kg (Rp)
Jagung
Pollard
Dedak Padi
Tepung Ikan
B.K.Kedelai
Tepung Tulang
Minyak Nabati
10,5
15,1
12,0
52,9
47,0
-
3250
2320
2980
2860
2550
8000
0,28
0,64
0,62
3,72
2,95
-
0,02
0,15
0,03
3,90
0,24
29,58
-
0,30
0,72
0,12
2,85
0,81
11,64
-
2,5
7,5
9,0
0,0
5,0
-
1600
1100
750
1200
2500
2500
3900
Keterangan :
PK = Protein Kasar, EM = Energi Metabolis, Ca = Kalsium, P = Posfor, SK = Serat Kasar,         
*) harga pada bulan Nopember 2001.

Susunan Ransum hasil perhitungan :

Bahan dan Zat Makanan
R  a  n  s  u  m    P  e  r  l  a  k  u  a  n
A
B
C
D
E
a
b
a
b
a
b
a
b
a
b
Jagung
Pollard
Dedak Padi
Tepung Ikan
B.K.Kedelai
TepungTulang
Minyak Nabati
Kandungan:
Protein Kasar (%)
EM (kkal/kg)
Lisin (%)
Kalsium (%)
Posfor (%)
Serat Kasar (%)
Harga /kg (Rp)
80
0
0
10
4
1
5

15,57
3388
0,71
0,71
0,43
2,20
1810
80
0
8
5
5
1
2

13,89
3243
0,58
0,52
0,30
2,92
1643
60
20
0
10
4
1
5

16,49
3202
0,79
0,74
0,588
3,20
1660
60
20
8
5
5
1
2

14,81
3057
0,65
0,55
0,44
3,92
1543
40
40
0
10
4
1
5

17,41
3016
0,86
0,76
0,72
4,20
1560
40
40
8
5
5
1
2

15,73
2871
0,72
0,57
0,59
4,92
1443
20
60
0
10
4
1
5

18,33
2830
0,93
0,79
0,86
5,20
1460
20
60
8
5
5
1
2

16,65
2685
0,79
0,60
0,73
5,92
1343
0
80
0
10
4
1
5

19,25
2644
1,00
0,81
1,00
6,20
1360
0
80
8
5
5
1
2

17,56
2499
0,86
0,628
0,88
6,92
1243

Cari